Kombinasi Kantor dan Rumah, Pilihan Tempat Bekerja Setelah Pandemi

JAKARTA – Direktur Eksekutif Jakarta Property Institute (JPI) Wendy Haryanto mengatakan kombinasi kantor dan rumah masih menjadi pilihan masyarakat untuk bekerja saat pandemi berakhir. Survei JPI mencatat 55,6 persen dari total 408 responden memilih kombinasi keduanya. “Kombinasi kantor dan rumah masih akan populer setelah pandemi berakhir,” kata Wendy, Selasa, 26 Januari 2021.

Survei JPI bertajuk “City After the Pandemic” itu dilaksanakan pada November 2020 via online kepada responden yang berasal dari dan luar Jabodetabek. Survei ini bertujuan untuk melihat pola perubahan penggunaan ruang selama dan setelah pandemi saat bekerja dan berkegiatan sehari-hari.   

Pilihan pada kombinasi kantor dan rumah untuk bekerja paling populer di kalangan responden. Sebanyak 60,6 persen responden memilih kombinasi itu karena berharap dapat kembali menghadiri rapat atau pertemuan secara tatap muka.

Wendy menjelaskan, bekerja dari rumah yang sudah berlangsung selama pandemi terbukti bisa dilaksanakan. Itu sebabnya, kombinasi bekerja di kantor dan di rumah berpotensi tetap berlangsung saat memasuki masa new normal. Kondisi ini akan membuat perusahaan menerapkan efisiensi ruang di kantor mereka.

Selain kombinasi kantor dan rumah, Wendy melanjutkan, 28,9 persen responden memilih untuk sepenuhnya bekerja di rumah. Sedangkan 8,6 persen responden ingin tetap total bekerja di kantor. Sisanya 7 persen tetap bekerja di luar rumah karena bekerja di sektor komersial (seperti pusat perbelanjaan, ruko, toko) dan sektor lain yang tak memungkinkan bekerja dari rumah.

Dari sisi kegiatan sehari-hari, responden juga tetap memilih kombinasi berbelanja langsung dan online setelah pandemi berakhir. Sebanyak 67,9 persen responden menjawab bakal tetap melakukan kombinasi tersebut. Alasannya, beberapa barang perlu dibeli dalam kondisi segar. Sedangkan selama pandemi, 62,3 persen responden berbelanja via toko online dan juga tetap pergi ke pasar/supermarket.

Bukan hanya dari pekerjaan dan kegiatan sehari-hari, responden juga berharap masih tetap bisa berinteraksi langsung setelah pandemi berakhir. Sebanyak 89,2 persen responden ingin kembali bisa bersosialisasi di kafe, restoran, pusat perbelanjaan, dan di ruang terbuka. 

Soal berwisata, sebanyak 97,3 persen responden ingin berlibur setelah pandemi berakhir. Dari jumlah tersebut, 66,8 persen di antaranya ingin mengunjungi tempat wisata seperti pantai, taman, atau hutan kota sebagai tempat tujuan berlibur. 

Wendy menyarankan adanya kebijakan tentang fleksibilitas perubahan fungsi ruang untuk gedung perkantoran di Jakarta. Sebab, okupansi gedung perkantoran kemungkinan akan menurun. Lantaran adanya keinginan berupa kombinasi kantor dan rumah sebagai tempat bekerja, fungsi kantor akan berubah menjadi lebih banyak ruang meeting dan ruang bersosialisasi/team building. “Fleksibilitas penggunaan ruang memungkinkan adanya kesempatan penciptaan lapangan kerja yang baru,” kata Wendy.

Pemilik dan pengelola gedung, kata Wendy, juga perlu memodifikasi ruang di dalam pusat perbelanjaan dan pasar mereka agar sesuai dengan protokol kesehatan. “Sebab di era digital ini masyarakat juga tetap memilih berbelanja di pasar/supermarket untuk memenuhi kebutuhan,” ujar dia.

Untuk kebutuhan rekreasi masyarakat, pemerintah perlu menambah taman dan hutan kota/ruang terbuka hijau. Sebabnya, pola rekreasi masyarakat cenderung menginginkan kembali beraktivitas di ruang terbuka setelah pandemi berakhir.

**

News

Blogs